MAKALAH AGAMA ISLAM
“Kisah-kisah Kebenaran Adanya Malaikat”
OLEH
Kelompok 4 :
1.
Hirsanul
Ahmad Malady (10)
2.
Irma
Rizky Lestari (12)
3.
Erlina
Ulfa (08)
4.
M. Arif
Adnan (
5.
Putri
Widyatati R (23)
6.
Dea Asriati (36)
KATA PENGATAR
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya,
memohon pertolongan dari-Nya, meminta ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan
kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta keburukan amal perbuatan kita.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah, kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Kisah-Kisah Kebenaran Adanya Malaikat” ini
sebagai tugas dari pelajaran Pendidikan Agama Islam tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Hj Ahmad, SPdi selaku
Guru Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Akhirnya kami mohon kritik dan saran untuk lebih
sempurnanya makalah ini. Selanjutnya kami berharap makalah yang sederhana ini
bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.
Selong,
29 Januari 2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... 1
Kata Pengantar .......................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................... 3
BAB I (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
BAB II (Pembahasan)
1.1 Kisah Para Nabi Bertemu Malaikat ................................................................ 5
2.1 Kisah Malaikat Menangis Ketika Allah SWT Melaknat Iblis ........................ 11
BAB III (Penutup)
1.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
2.1 Daftar Pustaka .............................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iman kepada Allah adalah
mengakui adanya Allah yang maha pencipta semua mahkluk, pada hakikatnya iman
kepada Allah bagi manusia sudah terjadi ketika manusia sudah terjadi ketika
manusia iyu dilahirkan, manusia membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang
sifatnya mutlak
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Beriman kepada malaikat adalah satu dari
rukun iman. Dengan kata lain, iman seorang hamba kepada Allah tidak akan
sempurna kecuali dengan menegakkan rukun iman, yang diantaranya adalah beriman
kepada malaikat Allah. Beriman akan adanya malaikat adalah wajib. Iman kepada
malaikat ini, masuk kedalam iman kepada sesuatu yang ghaib. Orang yang
mengingkari akan adanya hal ini berarti mengingkari keterangan Al-qur’an dan
Rasul.
Atas izin Allah, dalam makalah ini kami akan
menjelaskan dan membahas tentang kisah-kisah kebenaran adanya malaikat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Kisah Nabi Bertemu dengan malaikat
1. Kisah Nabi Idris
Bertemu Malaikat Izrail
Setiap hari Malaikat
Maut dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris
mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Malaikat Maut.
Setelah Malaikat Maut memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Malaikat Maut.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.
Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Malaikat Maut membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Malaikat Maut kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Malaikat Maut. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Malaikat Maut.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentangIdris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Malaikat Maut.
Setelah Malaikat Maut memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Malaikat Maut.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.
Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Malaikat Maut membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Malaikat Maut kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Malaikat Maut. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Malaikat Maut.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentangIdris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
2.
Kisah Nabi Daud a.s
bertemu Malaikat Izrail
Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa di masa Nabi Daud as(Alaihi salam) hiduplah seorang pemuda
yang sangat mencintai beliau. Setiap hari, dia datang ke tempat Nabi Daud as
dan mempelajari kitab suci Zabur dari beliau.
Ya, pemuda ini sangat mencintai Nabi Daud as, sampai-sampai dia enggan melakukan pekerjaan lain. Suatu hari, malaikat pencabut nyawa datang menjumpai Nabi Daud as. Saat melihat pemuda itu, malaikat Izrail menatapnya dengan tajam. Nabi Daud as bertanya, " Sepertinya engkau memandangi pemuda itu dengan tajam. Ada apa gerangan?". Malaikat pencabut nyawa berkata, "Seminggu lagi aku akan datang untuk mencabut nyawa pemuda ini."
Nabi Daud as bertanya, " Apakah itu merupakan perkara yang pasti (terjadi)?"
Izrail menjawab, "Benar, umur pemuda ini tidak akan lebih dari sepekan."
Setelah menyampaikan hal itu, malaikat Izrail pun pergi. Nabi Daud as sangat mencintai pemuda itu danmerasa kasihan kepadanya. Suatu ketika, Nabi Daud as bertanya," Apakah engkau sudah menikah?" Pemuda itu menjawab, "Belum."
Nabi Daud as membayangkan pemuda itu akan meninggal seminggu lagi dan belum jua menikah. Nabi Daud as berfikir untuk menikahkan pemuda itu dengan seorang wanita baik-baik. Setidaknya pemuda itu merasakan kenikmatan dunia sebelum ajal menjemputnya.
Beliau pun meminang seorang putri bani Israil untuk pemuda itu. Orang tua gadis itu menyetujui permintaan Nabi Daud as untuk menikahkannya dengan pemuda itu. Acara pernikahan pun dipersiapkan.. Acara diadakan malam hari. Setiap hari, pemuda itu tetap datang kepada Nabi Daud as hingga hari ketujuh. Di hari itu, Nabi Daud as menantikan kedatangan ajal yang akan menjemput pemuda itu. Namun, setelah lama menunggu, kematiannya tidak kunjung tiba.
Ya, pemuda ini sangat mencintai Nabi Daud as, sampai-sampai dia enggan melakukan pekerjaan lain. Suatu hari, malaikat pencabut nyawa datang menjumpai Nabi Daud as. Saat melihat pemuda itu, malaikat Izrail menatapnya dengan tajam. Nabi Daud as bertanya, " Sepertinya engkau memandangi pemuda itu dengan tajam. Ada apa gerangan?". Malaikat pencabut nyawa berkata, "Seminggu lagi aku akan datang untuk mencabut nyawa pemuda ini."
Nabi Daud as bertanya, " Apakah itu merupakan perkara yang pasti (terjadi)?"
Izrail menjawab, "Benar, umur pemuda ini tidak akan lebih dari sepekan."
Setelah menyampaikan hal itu, malaikat Izrail pun pergi. Nabi Daud as sangat mencintai pemuda itu danmerasa kasihan kepadanya. Suatu ketika, Nabi Daud as bertanya," Apakah engkau sudah menikah?" Pemuda itu menjawab, "Belum."
Nabi Daud as membayangkan pemuda itu akan meninggal seminggu lagi dan belum jua menikah. Nabi Daud as berfikir untuk menikahkan pemuda itu dengan seorang wanita baik-baik. Setidaknya pemuda itu merasakan kenikmatan dunia sebelum ajal menjemputnya.
Beliau pun meminang seorang putri bani Israil untuk pemuda itu. Orang tua gadis itu menyetujui permintaan Nabi Daud as untuk menikahkannya dengan pemuda itu. Acara pernikahan pun dipersiapkan.. Acara diadakan malam hari. Setiap hari, pemuda itu tetap datang kepada Nabi Daud as hingga hari ketujuh. Di hari itu, Nabi Daud as menantikan kedatangan ajal yang akan menjemput pemuda itu. Namun, setelah lama menunggu, kematiannya tidak kunjung tiba.
Di hari yang telah ditetapkan tersebut, pemuda itu menemui Nabi Daud as. Namun, beliau tidak mengucapkan sepatah katapun pada pemuda itu. Singkat cerita, setelah berlalu satu minggu, Nabi Daud as bertemu malaikat pencabut nyawa Izrail. Beliau bertanya, "Apa sebenarnya yang telah terjadi? Mengapa pemuda itu tidak meniggal dunia?"
Malaikat Izrail berkata, "Semestinya ajalnya sudah tiba. Namun, engkau, mertua dan istrinya melakukan sesuatu yang perbuatan yang memancing rahmat Allah SWT. Kalian mencintai pemuda itu, sehingga Allah melimpahkan cinta-Nya pula kepadanya. Lantaran apa yang kalian perbuat, maka Allah berfirman:
"Aku lebih utama(dalam) mencintai dan menyayangi pemuda ini daripada kalian. Karena itu, Aku memanjangkan umurnya."
Subhanallah, Maha
Suci Allah yang maha Kuasa.
3. Kisah Nabi Luth
bertemu Malaikat
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan
dan dikabulkan oleh Allah SWT. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat
menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu kepada Nabi
Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishak, dan
memberitahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan
azab kepada kaum Luth penduduk kota Sodom. Dalam kesempatan pertemuan mana Nabi
Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sodom ditunda, kalau-kalau
mereka kembali sadar mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertobat dari
segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim
mohon agar anak saudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan ke
atas kaum Sodom permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin
bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat itu sampai di Sodom dengan
menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, tegap
dan sasa tubuhnya. Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka
berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari
sebuah perigi. Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau
mereka diterima di rumah sebagai tamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan
sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para
lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya
(Luth).
Mendengar kabar berita anak perempuannya,
Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia berikan kepada para
pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima
tamu yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya
dan kepada tamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan seks
sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok.
Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus
bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak
akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima
lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada
Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang. Lalu
pergilah ia sendiri menjemput tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan
diajaklah mereka bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sodom sudah diliputi
kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri
dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu.
Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Namun, kedegilan isteri
Nabi Luth, yang juga sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sodom, telah
membocorkan berita kedatangan tetamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tamu
Luth tersebar karena isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki
Sodom, yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth, berhajat untuk memuaskan nafsu
seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda. Berteriaklah mereka
memanggil Luth untuk lepas anak-anak muda itu, agar diberi kepada mereka untuk
memuaskan nafsu.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak
membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah
masing-masing dan jangan menggunggu tamu yang datangnya dari jauh yang
sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Mereka diberi nasihat agar meninggalkan
perbuatan kebiasaan mereka yang keji itu. Perbuatan mereka yang bertentangan
dengan fitrah manusia dan kodrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia
berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai mahluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth
berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan
perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab
dan seksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak
dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya
dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa
dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu
yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara
terus terang kepada para tamunya: "Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi
menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan
kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai
keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai
pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku
tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu di rumahku sendiri. Mendengar
keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu hal yang sebenar,
mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh
Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran
dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth
membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi
orang-orang yang hauskan seks dengan lelaki itu masuk. Namun malangnya apabila
pintu dibuka dan para penyerbu memijakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah
pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu. Malaikat-malaikat tadi telah
membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka,
ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth
berada dalam keadaan kacau balau berbentur antara satu dengan lain
berteriak-teriak bertanya-tanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan
mendadak berseru kepada Nabi Luth agar segera meninggalkan perkampungan itu
bersama keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan
ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar
perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya. Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sodom berserta semua penghuninya.
Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh
Allah SWT di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan
manusia yang lalu-lalang. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota
tersebut oleh Allah SWT, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di
jalan tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk
menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
4.
Kisah Rasulullah
bertemu dengan malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya
seribu jari-jemari (Tentang Keutamaan Shalawat)
Rasulullah saw bersabda:
“Ketika aku diperjalankan di malam hari untuk mi’raj ke langit, aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya seribu jari-jemari. Ketika ia sedang menghitung dengan jari-jarinya, aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang ia hitung?
Jibril menjawab: ia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.
Aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia? Ia menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan.
Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan. Ia berkata: Ya Rasulallah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku.
Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia menjawab: Aku tidak sanggup menghitung pahala shalawat yang disampaikan oleh sekelompok ummatmu ketika namamu disebut di suatu majlis.” (Al-Mustadrah, Syeikh An-Nuri, 5: 355, hadis ke 72)
“Ketika aku diperjalankan di malam hari untuk mi’raj ke langit, aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya seribu jari-jemari. Ketika ia sedang menghitung dengan jari-jarinya, aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang ia hitung?
Jibril menjawab: ia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.
Aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia? Ia menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan.
Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan. Ia berkata: Ya Rasulallah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku.
Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia menjawab: Aku tidak sanggup menghitung pahala shalawat yang disampaikan oleh sekelompok ummatmu ketika namamu disebut di suatu majlis.” (Al-Mustadrah, Syeikh An-Nuri, 5: 355, hadis ke 72)
5. Kisah Nabi Ilyas bertemu dengan Malikat Izrail
Ketika sedang berehat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas a.s. Malaikat
itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih
dan menangis. "Mengapa engkau bersedih?" tanya malaikat maut.
"Tidak tahulah." Jawab Ilyas. "Apakah engkau bersedih kerana
akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut?" tanya malaikat.
"Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali kerana aku menyesal tidak
boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus
berzikir memuji Allah." jawab Ilyas.
Saat itu Allah s.w.t. lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada Allah s.w.t. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.
"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti." Kata Allah s.w.t.
Saat itu Allah s.w.t. lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada Allah s.w.t. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.
"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti." Kata Allah s.w.t.
2.1 Kisah Malaikat Jibril dan Mikail Menangis
Ketika Allah Melaknat Iblis
Dikisahkan Iblis dulunya adalah ahli ibadah yang tidak pernah membangkang dan mengeluh terhadap perintah-perintah Allah. Ia pernah bersujud kepada Allah selama 1000 tahun lamanya dan ia sangat giat dalam beribadah.
Bahkan Iblis
pernah menjadi Sayyidul Malaikat (Penghulu atau Pemimpin Malaikat), dan
Khozinul Jannah (Bendahara Surga). Namun, lama-kelamaan Iblis menjadi sombong
dan angkuh. Ia menganggap bahwa dirinya adalah makhluk yang paling tinggi
derajatnya di antara makhluk-makhluk Allah yang lain.
Hingga pada suatu saat ketika Allah baru saja menciptakan Adam sebagai manusia, maka Allah memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Adam, lalu Iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam dari pada tanah.". Kemudian Allah berfirman kepada Iblis, "Aku membuat apa yang Aku kehendaki.".
Oleh karena iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam karena ia merasa bangga dan sombong. Dia berdiri tegak hingga malaikat selesai bersujud. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati Iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud.
Maka para malaikat bersujud kembali untuk kali kedua kerana bersyukur, tetapi Iblis telah dirasuki oleh sifat angkuh dan sombong tetap enggan sujud. Dia berdiri tegak dan berpaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikuti mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas pembangkangannya terhadap Allah.
Kemudian Allah merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan ke bentuk hina yang menyerupai babi hutan. Allah membentuk kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya.
Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari surga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi, Allah melaknatnya hingga hari kiamat kerana dia menjadi kafir.
Meski Iblis pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap empat, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah membalas tipu daya iblis, maka menangislah Malaikat Jibril dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman kepada para Malaikat, "Apakah yang membuat kamu menangis?", lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.". Kemudian Allah kembali berfirman kepada Malaikat, "Begitulah Aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaKu.".
Setelah di usir dari surga, maka Iblis berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Surga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu." Lalu Allah berfirman pada Iblis, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.". Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.".
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.". Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku.", maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, artinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda maupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, yaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram. Dan pada anak-anak, yaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.".
Hal ini juga disebutkan dalam surah al-Isra ayat 64 yang artinya:
"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." [QS. Al-Isra ayat 64]
Hingga pada suatu saat ketika Allah baru saja menciptakan Adam sebagai manusia, maka Allah memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Adam, lalu Iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam dari pada tanah.". Kemudian Allah berfirman kepada Iblis, "Aku membuat apa yang Aku kehendaki.".
Oleh karena iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam karena ia merasa bangga dan sombong. Dia berdiri tegak hingga malaikat selesai bersujud. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati Iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud.
Maka para malaikat bersujud kembali untuk kali kedua kerana bersyukur, tetapi Iblis telah dirasuki oleh sifat angkuh dan sombong tetap enggan sujud. Dia berdiri tegak dan berpaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikuti mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas pembangkangannya terhadap Allah.
Kemudian Allah merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan ke bentuk hina yang menyerupai babi hutan. Allah membentuk kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya.
Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari surga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi, Allah melaknatnya hingga hari kiamat kerana dia menjadi kafir.
Meski Iblis pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap empat, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah membalas tipu daya iblis, maka menangislah Malaikat Jibril dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman kepada para Malaikat, "Apakah yang membuat kamu menangis?", lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.". Kemudian Allah kembali berfirman kepada Malaikat, "Begitulah Aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaKu.".
Setelah di usir dari surga, maka Iblis berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Surga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu." Lalu Allah berfirman pada Iblis, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.". Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.".
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.". Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku.", maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, artinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda maupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, yaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram. Dan pada anak-anak, yaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.".
Hal ini juga disebutkan dalam surah al-Isra ayat 64 yang artinya:
"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." [QS. Al-Isra ayat 64]
Sebelum dilaknat Allah, Iblis pernah melakukan tugas-tugas mulia yang diperintahkan Allah kepadanya yaitu:
1. Iblis sebagai penjaga surga dalam kurun waktu 40.000 tahun.
2. Iblis pernah hidup bersama bergabung dengan Malaikat selama 80.000 tahun.
3. Iblis diangkat menjadi penasehat Malaikat selama 20.000 tahun.
4. Iblis menjadi pemimpin malaikat karobiyyun dalam waktu 30.000 tahun.
5. Iblis melakukan thowaf (mengelilingi) arasy bersama para malaikat dalam waktu 14.000 tahun.
Jadi, keseluruhan Iblis beribadah melakukan semua perintah Allah dalam kurun waktu 185.000 tahun lebih. Selama dalam ibadahnya seperti kita umat Islam, melakukan sholat, puasa, thowaf dengan para malaikat (mengelilingi baitul makmur di Arsy).
Iblis tidak merasa lelah dan mengeluh dalam menjalankan perintah Allah yang mulia ini. Iblis menjalankan dengan ikhlas, tidak ada niat apapun kecuali karena Allah semata.
Pada masa itu malaikat dan lainnya memberi gelar kepada Iblis Al A'ziz (makhluk Allah yang termulia), ada yang memberi gelar A'zazil (panglima besar malaikat).
Menurut kitab tafsir Munir dan Showi, Iblis beribadah pada Allah dalam masa 80.000 tahun, thowaf di baitul Makmur dan Arsy selama 14.000 tahun. Oleh karenanya dilangit pertama sampai ketujuh Iblis begitu dihormati oleh para Malaikat.
Malaikat di penjuru alam semesta, dari bumi, langit, baitul makmur, arsy, dan sebagainya, mereka semua menghormati pada Iblis sebagai makhluk Allah yang terhormat dan termulia, sehingga bila Iblis lewat di depan para malaikat, maka malaikat menghormati pada Iblis, bagaikan penghormatan prajurit kepada komandannya, pengawal istana pada rajanya, sehingga terhormatlah nama Iblis di penjuru alam semesta.
Namun sayang, di lauhul mahfudz, tulisan Iblis terselubung rapi tidak satupun makhluk yang tahu kecuali Allah, tertera Al-kafir Al-mal'un (Iblis inkar terkutuk). Dalam sumber lain, Iblis pada mulanya bernama Azazil dan tinggal di bumi. Azazil adalah jin yang taat kepada Allah dan memang Iblis sebenarnya adalah dari golongan Jin seperti pada firman Allah,
"Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat 'Sujudlah kepada Adam,' maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan Jin, maka ia mendurhakai Tuhannya" [QS. Al-Kahfi ayat 50]
Dia menyembah Allah selama 1000 tahun, lalu Allah swt mengangkatnya ke langit pertama. Di langit pertama, Azazil beribadah menyembah Allah selama 1000 tahun. Kemudian dia diangkat ke langit kedua, begitu seterusnya hingga akhirnya dia diangkat menjadi imam para malaikat.
Apa pun perintah Allah kepada malaikat juga adalah perintah baginya, karena dialah imam para malaikat yang memimpin malaikat. Azazil adalah imam dari seluruh malaikat (Al-muqorrobun, imamul jami'il malaikat).
Ada riwayat yang menyatakan Azazil beribadah kepada Allah selama 80.000 tahun dan tiada tempat di dunia ini yang tidak dijadikan tempat sujudnya ke hadirat Allah SWT.
Dalam satu riwayat menceritakan, malaikat Israfil melihat yang tersurat di Luh Mahfuz ada tercatat satu suratan yang berbunyi: "Adanya satu hamba Allah yang beribadah selama 80.000 tahun tetapi hanya kerana satu kesalahan, maka ibadah hamba itu tidak diterima Allah dan hamba itu terlaknat sehingga hari Kiamat.".
Maka menangislah Israfil karena bimbang makhluk yang tersurat di Loh Mahfuz itu adalah dirinya. Maka diceritakanlah Israfil kepada segala malaikat pengalamannya melihat apa yang tersurat di Loh Mahfuz.
Maka menangislah sekelian para malaikat karena takut dan bimbang dengan nasib mereka. Lalu semua malaikat datang menemui Azazil yang menjadi imam para malaikat, agar Azazil mendoakan keselamatan dunia dan akhirat kepada seluruh malaikat.
Azazil pun mendoakan keselamatan di dunia dan akhirat kepada seluruh malaikat dengan doa: "Ya Allah, janganlah Engkau murka terhadap mereka (para malaikat)." Namun, Azazil lupa untuk mendoakan keselamatan untuk dirinya. Setelah mendoakan semua para malaikat, Azazil terus menuju ke surga. Di atas pintu surga, Azazil terlihat suratan yang menyatakan: "Ada satu hamba dari kalangan hamba-hamba Allah yang muqarrabin yang telah diperintahkan Allah untuk membuat satu tugasan, tapi hamba tersebut mengengkari perintah Allah. Lalu dia tergolong dalam golongan yang sesat dan terlaknat.".
Lalu Allah Menciptakan Adam as, dan memerintahkan malaikat untuk sujud menghormat kepada Adam. Azazil, sebagai imam para malaikat, sepatutnya lebih dahulu bersujud memimpin para malaikat. Tetapi, dia menolak, karena dia merasa bahawa dirinya lebih baik dari pada Adam. Sementara para malaikat lain terus sujud tanpa dipimpin oleh Azazil.
Bukan saja enggan sujud, Azazil malah sombong dan menjawab kepada Allah: "Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: 'Sujudlah kamu semua kepada Adam', lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: 'Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?'" [QS. Al-Isra ayat 61]
Kesombongan Iblis ini berpuncak pada iri hati dan kedengkian Iblis terhadap Adam. Ia tidak terima karena Allah akan menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi. Karena ia merasa lebih mulia dari Adam yang diciptakan dari tanah, sedangkan ia lebih mulia karena diciptakan dari api.
Ia durhaka kepada Allah, takabur dan lupa akan dirinya dimata Allah. Tak seharusnya ia membangkang perintah Tuhannya. Maka setelah itu, Iblis akhirnya diusir dari surga. Namanya dirubah menjadi Iblis dan dia bersumpah akan menyesatkan manusia dibumi.
"Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". [QS. Al-Isra ayat 62]
Kemudian Allah berfirman, "Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup." [QS. Al-Isra ayat 63].
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang
diptakan dari cahaya. Malaikat selalu patuh dan taat terhadap apa yang
diperitahkan oleh Alah SWT. Malaikat yang wajib kita imani ada 10. Kumpulan
kisah para malaikat membuktikan bahwa malaikat memang benar-benar dan ada di
sekeliling kita. Dengan adanya malaikat kita mesti berhati-hati dan slalu ingat
bahwa apa yang kita perbuat akan dicatat olehnya dan akan di pertanggung
jawabkan kelak di akhirat. Sebagai umat muslim dengan kita meyakini keberadaan
malaikat maka kita akan meyakini rukun iman yang kedua. Walaupun kita tidak
mampu melihatnnya dengan mata kita tetapi dapat meyakininya dengan membaca
kisah-kisahnya. Barang siapa yang tidak mengakui kebenaran malaikat maka, dia
tidak mengakui adanya Allah SWT dan Rosulnya.
2.1 Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar