MEDANG KAMULAN
Sumber Sejarah.
Berita Asing
Berita asing tentang keberadaan
Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India
dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin
hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi
kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis
pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa
antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi
permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M),
terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992
M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan
dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat
pada catatan-catatan negeri Cina tentang datangnya duta persahabata ndari Jawa.
Berita Prasasti
Berita Prasasti
Prasasti Lor (939 M)
Hari jadi kota Nganjuk yang ditetapkan pada
tanggal 10 April 937 M, tidak lepas dari Penemuan Prasasti Anjuk Ladang.
Prasasti yang berukuran tinggi 209 cm lebar 102 cm dengan ketebalan 74 cm,
dibuat atas perintah Sri Maharaja Mpu Sindok Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa
pada bulan Caitra tanggal 12 paroh petang tahun 859 Saka atau tanggal 10 April
937 M. Prasasti ini cukup besar jadi tampak jelas dilihat dari jauh. Prasasti
ini ditemukan di Candi Lor desa Candirejo Kecamatan Loceret.Kebebasan membayar
pajak karena jasa warga Anjuk Ladang yang membantu Mpu Sindok menaklukan musuhnya
(bala tentara Melayu)
Prasasti Mpu Sindhok dan Kalkulata
Prasasti Mpu Sindhok yang berangka
tahun 851 Saka atau 929 Masehi.Ada dua prasasti
yang mengisahkan Medang Kamulan, yakni Prasasti Mpu Sindhok, menceritakan masa
pemerintahan Mpu Sindhok, dan Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa
hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang
Kamulan.
Airlangga
mengeluarkan prasasti Kalkuta (1041) yang isinya
a) menguraikan
silsilah Airlangga (Airlangga adalah putra Raja Udayana dari Bali),
b) kisah
peristiwa penyerangan Raja Wurawari dari Wengker,
c) kisah
pelarian Airlangga ke Bukit Wonogiri diikuti Narottama,
d) pendirian
pertapaan di Pucangan, dan
e) peperangan
Airlangga dengan Raja Wurawari.
Pusat
Pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan
Pada masa pemerintahan Raja Wawa, diperkirakan ibu kota Mataram sempat
dipindahkan ke Medang (925 M), tepatnya di sekitar daerah Purwodadi, Semarang.
Kerajaan Mataram pada masa itu dikenal dengan sebutan Medang Kamulan, seperti
tercantum dalam prasasti Canggal yang menyebut kata-kata Medang i bhumi
Mataram.
Raja Wawa kemudian digantikan oleh menantunya, Mpu Sindok, yang memindahkan
seluruh Kerajaan Medang ke Jawa Timur dan menyebut kerajaannya dengan nama
Medang Mataram. Ibu kota kerajaan ini terletak di Watan Mas, sekitar muara
Sungai Brantas. Alasan Mpu Sindok memindahkan Medang Mataram ke Jawa Timur
adalah :
·
tanah di Jawa Timur lebih
subur untuk pertanian dan baik pula untuk perdagangan.
·
Menghindari serangan dari kerajaan sriwijaya. Adanya daratan
rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
·
Lokasi di Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan
rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
·
Adanya sungai-sungai besar di Jawa Timur sehingga sangat mudah
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan.
·
Meletusnya gunung berapi.
Kehidupan Politik
1. Mpu Sindok ( 929 M – 949 M )
Merupakan raja pertama yang
memerintah selama 20 tahun. Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri
Isana Wikrama Dharmatunggadewa.Dan dalam pemerintahannya di bantu oleh
permaisurinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin. Kekuasaan dia jalani dengan
penuhrasa adil dan bijaksana.
Kebijakan:
~Membangun bendungan/tanggul untuk pengairan
~Melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna
pelestarian sumber daya alam
~Mpu Sindok memperhatikan usaha pengubahan kitab
budha mahayana menjadi kitab sang hyang kamahayanikan
2.
Dharmawangsa
Teguh ( 990M-1016M)
Menjadi raja karena menjadi
cucu Mpu Sindok. Memiliki
tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya.
Kebijakan :
·
Meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan tetapi
terhalang kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi
serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya dapat membalas melalui Kerajaan
Wurawari ,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang.
·
Pada peristiwa
itu, Dharmawangsa gugur.
3.
Airlangga/Erlangga (
1019M-1042M)
Airlangga adalah putera dari
Raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan
dengan putri Dharmawangsa Teguh.
Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang. Tetapi Airlangga dapat melarikan diri ke hutan Wonogiri hingga pada tahun
1019 M ia dinobatkan sebagai raja . Airlangga dapat memulihkan kewibawaan
Medang dengan menaklukan raja-raja terdahulu yaitu:
1. Raja Bisaprabhawa (1029)
2. Raja
Wijayawarman (1030)
3. Raja Adhamapanuda (1031)
4. Raja
Wuwari
(1035)
Kebijakan Airlangga:
o Memperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di
Kali Brantas
o Membangun waduk waringin sapta guna mencegah banjir
o Membangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan
o Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan
mencapai kejayaan dan kemakmuran.
Kehidupan Ekonomi
1) Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat dari
usaha yang ia lakukan, seperti banyak membangun bendungan dan kebijaka yang
lainnya.
2) Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan perdagangan
dan pertanian rakyat.
3) Begitu pula
pada masa pemerintahan Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung
Galuh di muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah
banjir dan kebijakan lainnya
Kehidupan sosial-budaya
Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengizinkan penyusunan
kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri
beragama Hindu. Pada pemerintahan Airlangga tercipta karya sastraArjunawiwaha yang
dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik,
ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabharata yang
ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa dan banyak karya sastra yang
dihasilkan.
Berakhirnya
Kerajaan Medang Kamulan
a) Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari
takhta kerajaan, lalu hidup sebagai petapa dengan nama ResiGentayu (Djatinindra).
Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaannya kepada
putrinyaSangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya lebih
memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giri Putri.
b) Dan tahta beralih kedua putra Airlangga yang lahir
dari seorang selir
c) Untuk menghindari perang saudara maka Kerajaan
Medang Kamulan dibagi menjadi dua oleh Mpu Bharada yakni :
§ Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada
putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan
ibu kota di Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai
Pasuruan,
§ Kerjaan Kediri ( Panjalu ) di sebelah barat
diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya(Jayawarsa),
dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar