Sabtu, 14 Maret 2015

KERAJAAN MEDANG KAMULAN


MEDANG KAMULAN


Sumber Sejarah.
Berita Asing
Berita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat pada catatan-catatan negeri Cina tentang datangnya duta persahabata ndari Jawa.
Berita Prasasti
Prasasti Lor (939 M)


Hari jadi kota Nganjuk yang ditetapkan pada tanggal 10 April 937 M, tidak lepas dari Penemuan Prasasti Anjuk Ladang. Prasasti yang berukuran tinggi 209 cm lebar 102 cm dengan ketebalan 74 cm, dibuat atas perintah Sri Maharaja Mpu Sindok Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa pada bulan Caitra tanggal 12 paroh petang tahun 859 Saka atau tanggal 10 April 937 M. Prasasti ini cukup besar jadi tampak jelas dilihat dari jauh. Prasasti ini ditemukan di Candi Lor desa Candirejo Kecamatan Loceret.Kebebasan membayar pajak karena jasa warga Anjuk Ladang yang membantu Mpu Sindok menaklukan musuhnya (bala tentara Melayu)
Prasasti Mpu Sindhok dan Kalkulata
Prasasti Mpu Sindhok yang berangka tahun 851 Saka atau 929 Masehi.Ada dua prasasti yang mengisahkan Medang Kamulan, yakni Prasasti Mpu Sindhok, menceritakan masa pemerintahan Mpu Sindhok, dan Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
Airlangga mengeluarkan prasasti Kalkuta (1041) yang isinya
a)     menguraikan silsilah Airlangga (Airlangga adalah putra Raja Udayana dari Bali),
b)     kisah peristiwa penyerangan Raja Wurawari dari Wengker,
c)      kisah pelarian Airlangga ke Bukit Wonogiri diikuti Narottama,
d)     pendirian pertapaan di Pucangan, dan
e)     peperangan Airlangga dengan Raja Wurawari.
Pusat Pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan

Pada masa pemerintahan Raja Wawa, diperkirakan ibu kota Mataram sempat dipindahkan ke Medang (925 M), tepatnya di sekitar daerah Purwodadi, Semarang. Kerajaan Mataram pada masa itu dikenal dengan sebutan Medang Kamulan, seperti tercantum dalam prasasti Canggal yang menyebut kata-kata Medang i bhumi Mataram.
Raja Wawa kemudian digantikan oleh menantunya, Mpu Sindok, yang memindahkan seluruh Kerajaan Medang ke Jawa Timur dan menyebut kerajaannya dengan nama Medang Mataram. Ibu kota kerajaan ini terletak di Watan Mas, sekitar muara Sungai Brantas. Alasan Mpu Sindok memindahkan Medang Mataram ke Jawa Timur adalah :
·         tanah di Jawa Timur lebih subur untuk pertanian dan baik pula untuk perdagangan.
·         Menghindari serangan dari kerajaan sriwijaya. Adanya daratan rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
·         Lokasi di Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
·         Adanya sungai-sungai besar di Jawa Timur sehingga sangat mudah jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan.
·         Meletusnya gunung berapi.


Kehidupan Politik
1.      Mpu Sindok  ( 929 M – 949 M )

Merupakan raja pertama yang memerintah selama 20 tahun. Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa.Dan dalam pemerintahannya di bantu oleh permaisurinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin. Kekuasaan dia jalani dengan penuhrasa adil dan bijaksana.
Kebijakan:
~Membangun bendungan/tanggul untuk pengairan
~Melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna pelestarian sumber daya alam
~Mpu Sindok memperhatikan usaha pengubahan kitab budha mahayana menjadi kitab sang hyang kamahayanikan

2.      Dharmawangsa Teguh ( 990M-1016M)

Menjadi raja karena menjadi cucu Mpu Sindok. Memiliki tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya.
Kebijakan :
·         Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan tetapi terhalang kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya dapat membalas melalui Kerajaan Wurawari ,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang.
·         Pada peristiwa itu, Dharmawangsa gugur.

3.      Airlangga/Erlangga ( 1019M-1042M)

Airlangga adalah putera dari Raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa Teguh. Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang. Tetapi Airlangga dapat melarikan diri ke hutan Wonogiri hingga pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja . Airlangga dapat memulihkan kewibawaan Medang dengan menaklukan raja-raja terdahulu yaitu:
1. Raja Bisaprabhawa       (1029)
2. Raja Wijayawarman       (1030)
3. Raja Adhamapanuda       (1031)
4. Raja Wuwari             (1035)

Kebijakan Airlangga: 
o   Memperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di Kali Brantas
o   Membangun waduk waringin sapta guna mencegah banjir
o   Membangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan
o   Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran.
Kehidupan Ekonomi

1)      Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat dari usaha yang ia lakukan, seperti banyak membangun bendungan dan kebijaka yang lainnya.
2)      Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan perdagangan dan pertanian rakyat.
3)       Begitu pula pada masa pemerintahan Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir dan kebijakan lainnya



Kehidupan sosial-budaya

Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengizinkan penyusunan kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada pemerintahan Airlangga tercipta karya sastraArjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa dan banyak karya sastra yang dihasilkan.

Berakhirnya Kerajaan Medang Kamulan

a)      Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu hidup sebagai petapa dengan nama ResiGentayu (Djatinindra). Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaannya kepada putrinyaSangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya lebih memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giri Putri.
b)      Dan tahta beralih kedua putra Airlangga yang lahir dari seorang selir
c)      Untuk menghindari perang saudara maka Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi dua oleh Mpu Bharada yakni :
§  Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan,
§  Kerjaan Kediri ( Panjalu ) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya(Jayawarsa), dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar